Berdasarkan
tujuan pembelian, konsumen dapat diklasifikasikan menjadi dua: konsumen
akhir (individu) dan konsumen organisional (konsumen industri, bisnis).
Konsumen
akhir terdiri dari individu atau rumah tangga yang telah tujuan
pembelian digunakan untuk subsisten dan dikonsumsi tidak untuk
diperdagangkan kembali. Sementara
konsumen organisional terdiri dari organisasi, industri bahwa tujuan
dari pembelian yang digunakan untuk tujuan bisnis (profit / keuntungan)
atau dengan kata lain bahwa barang yang dibeli akan diproses ulang untuk
dijual ke konsumen akhir.
Itu
akan menjadi siklus saling membutuhkan antara konsumen akhir dengan
konsumen organisional, karena konsumen akhir membutuhkan barang yang
telah selesai atau siap untuk makan. Sejalan
dengan jenis konsumen kemudian ditemukan juga jenis barang atau produk
yang diperdagangkan adalah barang-barang konsumsi dan barang industri. Karena dalam diskusi ini difokuskan pada konsumen akhir, strategi akan dibahas ditujukan untuk tujuan kepuasan konsumen akhir.
Dalam
pembelian barang-barang konsumen sering melibatkan dua pihak atau lebih
untuk mengambil keputusan apakah akan membeli atau tidak? Sebagai
contoh, ketika kita akan memebeli leptop sementara kami adalah
orang-orang biasa, kita akan meminta bantuan kepada orang-orang yang
tahu tentang spesifikasi dan harga ketika membeli leptop leptop sehingga
kita tidak Mersa dirugikan.
Adapun peran konsumen untuk membuat keputusan untuk membeli atau tidak produk atau barang, yaitu:1. Pemrakasa, orang yang pertama kali menyadari bahwa ada kebutuhan
yang belum terpenuhi yang memiliki ide untuk membeli barang atau jasa
untuk memenuhi kebutuhan mereka.2. influencer, orang yang memberi saran atau pendapat untuk mempengaruhi keputusan pembelian.3. Pengambil keputusan, yaitu orang yang mengamabil keputusan
pembelian, misalnya apakah jadi membeli, barang apa yang harus membeli,
bagaimana membeli.4. Pembeli, yaitu orang yang melakukan transaksi pembelian aktual.5. Pamakai, yaitu orang yang mengkonsumasi atau menggunakan barang atau jasa yang telah dibeli.
Proses pengambilan keputusan sangat bervariasi, menurut Hawkins et al. (1992)
dan Engel (et al. (1990) membagi pengambilan keputusan menjadi tiga
jenis, yaitu, lebar (pengambilan keputusan diperpanjang) pengambilan
keputusan, pengambilan keputusan terbatas (pengambilan keputusan
terbatas) dan kebiasaan pengambilan keputusan (pengambilan keputusan
kebiasaan ).
Komprehensif
proses pengambilan keputusan adalah jenis pengambilan keputusan yang
paling lengkap, mulai dari pengenalan masalah konsumen yang dapat
diselesaikan dari pembelian beberapa produk. Kosumen
akan menemukan informasi tentang produk atau merek tertentu dan
re-evaluasi seberapa baik setiap alternatif ini dapat untuk memecahkan
masalah. pengambilan keputusan yang luas terjadi ketika ada minat khusus untuk
konsumen, atau keputusan yang membutuhkan tingkat tinggi keterlibatan.
Yang
kedua adalah proses pengambilan keputusan terbatas, proses pengambilan
keputusan yang terbatas terjadi ketika konsumen yang akrab dengan
masalah tersebut, kemudian mengevaluasi beberapa produk alternatif atau
merek pengetehuannya berdasarakan tanpa usaha (atau hanya melakuka upaya
sedikt) mencari informasi tentang produk. Hal ini biasanya dilakukan untuk pembelian produk yang secara rutin dibeli. Sebagai contoh, ketika kita mencari untuk membeli sesuatu sementara
kita bosan dengan merek yang sering kita beli, atau karena ada produk
baru yang serupa.
Proses
pengambilan keputusan adalah kebiasaan yang baik keputusan sederhana,
konsumen mencari tahu masalah dan kemudian segera membeli produk atau
kesenangan barang tanpa evaluasi sebelumnya. Evaluasi ini hanya akan diterapkan pada saat barang atau produk yang mereka inginkan tidak sesuai dengan harapan.
Sebagai contoh, ketika kita akan membeli mie instan pasti kita akan
hanya membeli berdasarkan merek yang kita nikmati saja pdahal masih
banyak alternatif merek lain.Sebuah
keputusan pembelian belum selesai setelah transaksi pembelian, namun
akan diikuti setelah perilaku pembelian (terutama keputusan yang
komprehensif). Jika konsumen merasa puas atau tidak puas akan mempengaruhi perilaku berikutnya.
Jika
konsumen merasa puas, maka konsumen memiliki kesempatan untuk membeli
kembali atau membeli produk yang sama di perusahaan yang sama di masa
depan pula. Konsumen yang puas biasanya akan merilis informasi kepada orang lain bahwa produk atau merek dan perusahaan yang baik. Oleh karena itu banyak perusahaan atau organisasi yang memiliki motto
(take line) kepuasan pelanggan adalah hal yang utama, karena akan juga
psikologi memepengaruhi konsumen dari konsumen untuk membeli produk pada
perusahaan.
Nah itu adalah sedikit penjelasan tentang cara sederhana untuk membuat keputusan pembelian. Semoga bermanfaat bagi begitu banyak dan saya akan melihat Anda artikel di sana berikutnya terima kasih.
No comments:
Post a Comment